Selasa, 02 November 2010

Software Aplikasi Akuntansi : MYOB

Pengertian MYOB
MYOB adalah software akuntansi yang berfungsi membantu bagian keuangan dalam menyusun laporan keuangan secara lengkap, cepat, dan akurat.
MYOB merupakan software yang dibuat oleh MYOB Technology Pty Limited di Australia dan MYOB telah berada di negara oceania, Asia dan Amerika.

Keuntunggan menggunakan MYOB :
1. Kemudahan penggunaannya, artinya pengguna dapat mempergunakannya walaupun yang bersangkutan tidak memiliki latar belakang pembukuan sama sekali.
2. Accounting Power, sehingga pengelolaan informasi dengan menggunakan software ini cukup dapat diandalkan.
3. Feature Job dan Category yang dapat digunakan untuk pengelolaan proyek serta
4. Departmentalisasi.
5. Proses instalasi dan maintenance yang murah.
6. Tenaga kerja yang paham MYOB cukup banyak.
7. Dapat digunakan untuk memantau 3 tahun periode pembukuan
8. Nilai investasi yang relatif murah.
9. Jangka waktu implementasi yang relatif cepat.

Kelemahan dari MYOB :
1. Database MYOB merupakan database yang dikunci, pengguna tidak dapat melakukan modifikasi laporan, modifikasi field, sehingga customization apabila diperlukan relatif sulit.
2. MYOB merupakan software buatan luar negeri sehingga tidak ada fitur perpajakan didalamnya.
3. Tidak ada module fixed assets, sehingga apabila perusahaan memerlukan modul
4. untuk mengelola assets yang dimiliki maka tidak dapat dipenuhi.
5. Kelemahan Multi Warehouse yang mengakibatkan pengelolaan atas barang konsinyasi relatif sulit dikelola di dalam MYOB.
6. Tidak dapat digunakan untuk mengelola perusahaan dengan multi company, artinya laporan konsolidasi tidak dapat diharapkan dapat dibuat dengan menggunakan MYOB.

Selasa, 05 Oktober 2010

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Elemen sistem :
Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi suatu susunan dasar adalah :Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan.

Sifat sistem :
1. Sistem terbuka : Sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumberdaya.
2. Sistem Tertutup : Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan lingkungannya.

Jenis Sistem :
• Sistem Lingkaran Terbuka adalah sistem yang tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan.
• Sistem Lingkaran Tertutup adalah sistem yang disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan.

Sistem Fisik adalah sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik.
Sistem Konseptual adalah sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual (data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.

Dapat disimpulkan :
Definisi SIA (Sistem Informasi Akuntansi)
Adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi financial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal

Komponen SIA :
1. Spesialis Informasi
2. Akuntan

Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang.
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi.

Jumat, 16 April 2010

Bahaya Program Antivirus

Bahaya Program Anti Virus

Sejak pertama ditemukan virus telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup besar, demikian juga program Antivirus yang ada. Sayangnya perkembangan Antivirus biasanya hanya mengejar perkembangan virus dan bukan berusaha mendahuluinya. Antivirus yang ketinggalan (teknologinya) justru dapat mengundang bahaya bagi pemakai.
Ketika virus-virus berhasil dideteksi keberadaannya, virus-virus yang baru selalu bermunculan dengan teknologi yang lebih canggih yang membuat antivirus menjadi tak berdaya . Antivirus yang lama misalnya, selalu dapat di-'tipu' dengan teknologi stealth, dengan demikian ketika antivirus ini berusaha mendeteksi file-file yang lain, virus yang stealth tadi justru menyebarkan dirinya ke setiap file yang diperiksa.
Di berbagai majalah tentunya Anda sering melihat adanya program-program antivirus " satuan " (spesifik) yang tujuannya untuk mendeteksi satu jenis virus. Biasanya para pembuat antivirus tidak memberitahukan cara-cara yang benar untuk menggunakan program antivirus ini, padahal antivirus spesifik memiliki risiko yang besar jika tidak digunakan secara benar.
Antivirus spesifik hanya mampu mendeteksi satu jenis virus (dan mungkin beberapa variannya) dan biasanya mampu melumpuhkan virus di memori. Jika Anda menemukan suatu virus dan Anda yakin nama virusnya Anda bisa menggunakan Antivirus semacam ini, namun jika Anda tidak tahu, sebaiknya jangan coba-coba. Jika ternyata virus yang aktif adalah virus lain, yang tentunya tidak terdeteksi oleh antivirus ini, maka antivirus tersebut justru dapat menyebarkan virus yang ada ke seluruh file program yang diperiksanya.
Bahaya yang lebih menakutkan adalah jika antivirus salah mendeteksi suatu virus dan salah membersihkannya sehingga file program yang Anda coba untuk perbaiki justru menjadi rusak. Kejadian ini pernah terjadi misalnya pada kasus virus DenHard, virus ini benar-benar mirip dengan die hard, namun virus ini menggunakan teknik yang berbeda untuk mengembalikan header file yang asli, beberapa antivirus yang berusaha membersihkannya justru merusakkan file program tempat virus itu berada. Selain terjadi pada kasus virus DenHard, kasus inipun pernah (dan mungkin masih akan terus) terjadi pada beberapa virus. Salah satu alasan para pembuat virus membuat virus yang mirip adalah supaya virus tersebut sulit dibersihkan, karena para pembuat antivirus tidak suka jika virusnya dapat dengan mudah dibersihkan oleh user.

SUMBER BAHAYA PROGRAM ANTIVIRUS
Program Antivirus bisa berbahaya karena sebab-sebab berikut:
• Beberapa program antivirus hanya menggunakan teknik sederhana yang bisa dengan mudah di-tipu oleh pembuat virus Misalnya program antivirus hanya memeriksa beberapa byte di awal virus, pembuat virus bisa saja membuat virus versi lain yang sama di bagian awal tetapi berbeda di bagian-bagian yang penting, misalnya di rutin enkripsi/dekripsi header file asli. Ini akan membuat program antivirus menjadi perusak file bukan penyelamat file. Beberapa antivirus juga dapat di tipu dengan mengubah-ubah file signature antivirus. File signature merupakan file yang berisi ID dari setiap virus yang dikenal oleh antivirus, jika ID tersebut di ubah maka antivirus tidak akan mengenalnya. Antivirus yang baik seharusnya dapat memeriksa jika file signature-nya berubah.
• Program Antivirus tidak membuat backup file yang dibersihkan. Sering program antivirus (terutama yang spesifik) tidak menyediakan sarana untuk membuat backup file yang dibersihkan, padahal ini sangat penting andaikata proses pembersihan gagal.
• Program Antivirus tidak melakukan self check. Self check itu perlu, program antivirus dapat saja diubah oleh orang lain sebelum sampai ke tangan pengguna. Program-program antivirus komersial biasanya melakukan self check untuk memastikan dirinya tidak diubah oleh siapapun, namun ada juga yang tidak dan ini berbahaya. Pada program-program antivirus lokal, yang sering disertakan pada beberapa artikel komputer, biasanya menyertakan source code-nya, sebaiknya Anda mengcompile sendiri source tersebut jika Anda ragu pada keaslian file exe-nya.
• Program Antivirus residen bisa di matikan dengan mudah Antivirus residen yang baik seharusnya tidak bisa dideteksi dan di uninstall dengan mudah. Contoh antivirus residen yang kurang baik adalah VSAFE (ada di paket DOS). VSAFE bisa dideteksi dan dimatikan dengan menggunakan interrupt (coba Anda pelajari/debug program vsafe yang ada di DOS agar Anda mengerti). Pemakai akan mendapatkan rasa aman yang palsu dengan menggunakan antivirus semacam ini. Tidak ada rasa aman justru lebih baik dari rasa aman yang palsu.
• Program antivirus tidak memberi peringatan kadaluarsa. Seiring dengan berjalannya waktu, virus-virus yang bermunculan semakin banyak dan tekniknya semakin canggih. Program antivirus yang baik sebaiknya memberi peringatan jika Antivirus yang digunakan sudah terlalu out of date. Ini penting supaya kejadian antivirus yang menyebarkan virus tidak terulang.



INILAH YANG PERLU ANDA LAKUKAN SEBAGAI PENGGUNA
Sebagai pengguna program antivirus ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan risiko penggunaan antivirus
1. Carilah antivirus yang baik, baik di sini artinya program tersebut dapat dipercaya untuk mendeteksi dan membasmi berbagai virus yang ada. Jangan terbuai dengan janji-janji yang ditawarkan para vendor antivirus, dan jangan terbuai juga dengan nama merk yang cukup terkenal. Cobalah cari perbandingan antara berbagai antivirus di berbagai majalah / situs di internet.
2. Gunakan selalu Antivirus terbaru, Anda bisa mendapatkannya dari Internet atau dari beberapa majalah. Antivirus yang lama memiliki risiko yang besar jika digunakan (lebih dari 6 bulan sudah sangat berbahaya).
3. Buatlah cadangan untuk data dan program Anda yang penting.
4. Lakukan proses pembersihan virus dengan benar jika Anda menemukan virus
5. Pastikan program Antivirus yang Anda dapat adalah yang asli, ada kemungkinan seseorang telah mengubah antivirus tersebut, atau mungkin menularinya dengan suatu virus.
6. Hubungi ahlinya jika Anda merasa tidak dapat mengatasi virus di komputer atau jaringan Anda.
Langkah proses pembersihan yang baik adalah sebagai berikut
Jika Anda menjalankan komputer pribadi
1. Boot komputer Anda dengan disket startup yang bersih dari virus (dan di write protect)
2. Jalankan program virus scanner/cleaner pada sebuah file yang terinfeksi
3. Coba jalankan file tersebut, jika file tersebut menjadi rusak, jangan teruskan lagi
4. Jika program dapat berjalan lancar, cobakan sekali lagi pada beberapa file (cari yang ukurannya kecil, yang sedang dan yang besar). File yang ukurannya besar perlu di-check, biasanya file ini mengandung internal overlay yang membuat filenya rusak jika terkena virus.
Jika Anda adalah Admin jaringan, sebaiknya Anda mengambil sampel virus ke disket dan mencoba untuk membersihkannya di komputer lain, ini dilakukan untuk tidak mengganggu pekerjaan yang mungkin sedang dilakukan oleh orang lain. Hal ini juga untuk mengantisipasi, kemungkinan adanya virus baru yang mirip dengan virus lain (bayangkan apa jadinya jika terjadi salah pembersihan sehingga seluruh program di jaringan menjadi tidak bisa dipakai!). Jika gagal dibersihkan Anda perlu memanggil ahlinya untuk menangani, atau mencari informasi lebih lanjut di Internet. Percobaan pada beberapa file tujuannya untuk mencegah salah deteksi dan atau salah perbaikan oleh program antivirus. Jika virus dianggap berbahaya dan aktivitas menggunakan jaringan bisa ditunda sementara, mungkin untuk sementara jaringan dimatikan.


SEBAGAI PROGRAMMER INI YANG PERLU ANDA LAKUKAN
Saat ini untuk menjadi programmer antivirus yang baik tidaklah mudah, Anda perlu tahu teknik-teknik pemrograman virus yang setiap hari semakin bertambah sulit. Program antivirus yang Anda buat sebaiknya juga mengikuti perkembangan teknologi virus. Untuk membuat program antivirus yang baik tidaklah mudah, namun ada beberapa hal yang perlu Anda ingat sebagai pembuat Antivirus jika Anda ingin program Anda dipakai orang lain, dan tidak membahayakan orang tersebut
1. Program Anda sebaiknya bisa mematikan virus di memori, dan dapat memberi peringatan jika ada sesuatu yang aneh di memori komputer pemakai (misalnya besar base mem kurang dari 640 Kb)
2. Dalam membuat ID virus pilihlah beberapa lokasi, lokasi yang baik adalah di awal virus dan di bagian penting virus (misalnya di bagian dekripsi header program asli) ini untuk memastikan tidak ada yang mengubah lokasi dan sistem enkripsi (jika ada) header program asli.
3. Jika data/header di enkrip, verifikasikan data yang didapat dari perhitungan, misalnya lihat apakah CS dan IP asli yang di dapat dari perhitungan masih dalam batas besar file, atau apakah instruksi JMP pertama di file COM masuk akal (kurang dari panjang file).
4. Buat cadangan file jika file yang dibersihkan dikhawatirkan rusak
5. Lakukan self check di awal program. Jika tidak seluruh bagian program bisa di self check, bagian ID virus perlu diperiksa apakah berubah atau tidak (misalnya dengan checksum).
6. Buatlah penjelasan yang jelas tentang cara penggunaan antivirus
7. Jika program hanya dapat dijalankan di DOS periksalah selalu ketika program dijalankan apakah program tersebut benar-benar berjalan di DOS
8. Jika ingin membuat program antivirus residen, jangan memakai ID virus yang tidak terenkripsi di memori, antivirus lain yang tidak mengenal antivirus Anda tersebut, justru akan menganggap adanya sebuah (atau beberapa buah) virus aktif di memori. Hal ini bisa terjadi, karena beberapa antivirus memeriksa seluruh memori terhadap adanya ID virus.
9. Untuk antivirus yang non residen teknik no 8 juga perlu digunakan, ini perlu agar program antivirus yang lain tidak mengira program ini terkena virus. Kadang-kadang program juga meninggalkan bekas di memori, yang mungkin bisa dicurigai oleh antivirus lain sebagai virus. Jika Anda tidak ingin menerapkan teknik tersebut, Anda bisa menghapus memori variabel ID virus setelah selesai digunakan.
10. Jika mungkin, untuk virus yang polimorfik gunakan metode heuristic (dan atau emulasi) untuk men-scan dan teknik emulasi untuk mendekrip, atau mengembalikan program asli.
Seharusnya 10 hal tersebut cukup, Anda bisa menambahkan sendiri hal tersebut jika perlu. Misalnya masalah kecepatan scanning dan lain-lain.




Sumber : Search in Google

Selasa, 09 Maret 2010

CINTA TANAH AIR

KATA PENGANTAR

Puji serta Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah ini dengan baik. Penulis menulis karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pendidikan Pancasila dan memberitahukan kepada para pembaca manfaat mencintai tanah air kita sendiri.
Dalam menuliskan karya tulis ilmiah, penulis menyajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Karya tulis ilmiah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah ini memuat tentang “Cinta Tanah Air” yang mempunyai arti penting untuk setiap orang. Walaupun karya tulis ilmiah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah membantu dalam moril dan materil.
2. Ibu Marti Ria Astuti yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini.
3. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung penyelesaian karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Jakarta, 9 Maret 2010

Penulis



BAB I - PENDAHULUAN
Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Dengan Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Budaya


Pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti dan pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk memajukan jasmani tetapi yang lebih terpenting adalah memajukan budi pekerti siswa didik sehingga mencapai kesempurnaan hidup.
Tujuan pendidikan adalah untuk memajukan budi pekerti sehingga seorang individu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan mampu mencapai kesempurnaan hidup sehingga mampu hidup selaras dengan alam dan masyarakatnya. Namun mengapa perilaku membuang sampah sembarangan, membuang limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu, eksploitasi hasil hutan, eksploitasi hasil tambang, dan perilaku yang mengeksploitasi dan merusak alam lainnya masih sering kita dengar, lihat dan rasakan di negara kita.
Realitas juga menunjukkan bahwa negara kita tidak hanya mengalami kerusakan secara fisik yang terlihat dari rusaknya alam, tetapi juga mengalami kerusakan jiwa yang tampak dari perilaku-perilaku yang berujung pada kerugian yang harus ditanggung oleh rakyat banyak seperti korupsi contohnya.
Perilaku merusak alam akan memberikan dampak fisik maupun psikis yang luar biasa tidak hanya pada masyarakat tetapi juga menimbulkan kerugian besar bagi negara kita. Kasus eksploitasi hasil hutan seperti penebangan kayu illegal atau yang dikenal dengan illegal logging yang terjadi diberbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu contoh perilaku merusak alam lingkungan yang telah memberikan kerugian materiil yang sangat berarti bagi negara. Selain itu, penebangan kayu ilegal juga telah menyebabkan rusaknya ekosistem hutan yang proses rehabilitasinya dapat menelan biaya yang tidak sedikit dalam kurun waktu yang cukup lama pula. Kerusakan ekosistem hutan akibat penebangan ilegal juga telah menyebabkan suku Anak Dalam kehilangan habitatnya. Juga semburan lumpur Lapindo akibat ingin mengeksploitasi minyak yang terkandung didalam tanah juga telah menyebabkan warga Sidoarjo, Porong dan sekitarnya kehilangan habitat yang juga menyebabkan rusaknya tatanan masyarakat didaerah tersebut dan sekitarnya.
Kerugian fisik maupun psikis yang timbul akibat rusaknya habitat dan ekosistem alam telah menimbulkan tidak hanya beban materi namun juga menimbulkan beban psikis yang dapat mengganggu kesehatan mental mereka. Perilaku merusak alam dan lingkungan memberikan dampak yang begitu besar tidak hanya bagi kehidupan masyarakat yang hidup didaerah sekitar alam yang rusak, namun juga mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara. Perilaku merusak dan mengeksploitasi sumber daya alam maupun sumber daya manusia baik secara langsung maupun tidak langsung seharusnya tidak dilakukan oleh orang yang berpendidikan karena mereka seharusnya berbudi pekerti luhur dan mampu mencapai kesempurnaan hidup yaitu hidup yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Individu yang sudah mencapai kesempurnaan hidup akan melestarikan alam dan lingkungannya dan tidak akan merusaknya karena ia sudah mampu hidup selaras dengan alam. Namun realitas berkata lain, pelaku kasus pengrusakan lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung ternyata sebagian besar didominasi oleh orang yang notabene berpendidikan.


BAB II – ISI
1. Pendidikan : Tujuan, Proses dan Dampaknya Terhadap Perilaku

Pendidikan merupakan bagian dari sistem atau subsistem yang memiliki tujuan akhir yang bermuara pada pembangunan sebuah negara baik pembangunan jiwa raga setiap warga dari sebuah negara atau bangsa. Sistem pendidikan nasional di Indonesia pun merupakan sebuah subsistem dari pembangunan nasional. Oleh karena pentingnya peran pendidikan dalam membangun negara, maka rumusan tujuan sistem pendidikan nasional Indonesia harus sesuai dengan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Adapun tujuan sistem pendidikan nasional Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan akhir dari sistem pendidikan nasional di Indonesia akan bermuara pada pembangunan sebuah negara dan bangsa yang ada di dalamnya. Oleh karena tujuan tersebut bermuara pada pembangunan nasional terlebih pada pembangunan jiwa sebuah bangsa maka tujuan tersebut kemudian dijabarkan dengan lebih jelas lagi dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tujuan sistem pendidikan nasional di Indonesia yang termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1993-1998 adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Manusia terdidik menurut tujuan sistem pendidikan nasional di Indonesia adalah individu yang memiliki jiwa patriotik dan cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi pada masa depan. Tujuan sistem pendidikan nasional di Indonesia yang termaktub dalam GBHN tersebut kemudian digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan di Indonesia. Berdasarkan kriteria yang diuraikan dalam taksonomi Bloom maka kemampuan peserta didik yang harus dikembangkan melalui proses pendidikan itu mencakup tiga ranah yaitu, ranah kognisi, afeksi dan psikomotorik. Oleh karena itu, sebuah proses pendidikan tidak hanya harus mampu menyentuh ranah kognisi saja tetapi juga harus mampu menyentuh ranah afeksi yang kemudian akan bermuara dan terefleksi pada ranah psikomotorik atau perilaku.
Kemampuan peserta didik baik dalam ranah kognisi, afeksi, terlebih lagi dalam ranah psikomotorik sebagai keluaran dari proses pendidikan yang ada di Indonesia harus mengacu pada dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila dan UUD 1945, dan tujuan sistem pendidikan nasional yang termaktub dalam GBHN. Keluaran yang diharapkan dari sistem pendidikan nasional diIndonesia dapat dilihat secara mikro dan makro.
Keluaran proses pendidikan secara makro adalah membentuk manusia Indonesia yang taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan terampil, tinggi budi pekertinya, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air sehingga tumbuh menjadi manusia yang mampu berperan dalam membangun masyarakat Pancasila. Sedangkan keluaran sistem pendidikan nasional di Indonesia secara mikro akan dijabarkan dalam tujuan instruksional yang akan dirumuskan secara spesisifik dalam bentuk kurikulum oleh institusi pendidikan yang ada dalam setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi.
Kurikulum yang dirancang oleh institusi pendidikan yang ada disetiap jenjang harus memberikan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional di Indonesia yaitu meningkatkan kemampuan manusia.
Indonesia dalam 3 domain (ranah) yang mencakup ranah kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Proses pendidikan dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas intelektualitas yang juga harus dibarengi dengan kualitas emosional yang terefleksikan dalam perilaku sehingga peserta didik secara psikomotorik mampu mengimplementasikan dan mengejawantahkan kemampuan intelektualitas dan kecakapan emosionalnya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pendidikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mencapai tujuan dari sistem pendidikan nasional di Indonesia karena keluaran dari proses pendidikan bermuara pada psikomotorik atau perilaku peserta didik. John Locke pernah berkata bahwa manusia itu bagaikan kertas kosong yang bisa ditulisi apa saja. Oleh karena itu, pendidikan diperlukan untuk mengisi lembaran kertas kosong. Pendidikan adalah sebuah pena yang akan memberikan pengalaman dan mengembangkan kemampuan peserta didik tidak hanya pada ranah kognisi tetapi juga pada ranah afeksi dan psikomotorik atau perilaku.
Deskripsi manusia terdidik yang termaktub dalam GBHN memperjelas bahwa proses pendidikan di Indonesia harus mampu membentuk manusia yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tetapi juga memiliki jiwa patriotik dan cinta tanah air atau nasionalisme yang tinggi.

2. Rasa Cinta Tanah Air (Nasionalisme)
Rasa cinta tanah air atau nasionalisme dalam tulisan ini adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Individu yang memiliki rasa cinta pada tanah airnya akan berusaha dengan segala daya upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk membangun negaranya dengan penuh dedikasi. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air perlu ditumbuhkembangkan dalam jiwa setiap individu yang menjadi warga dari sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bersama dapat tercapai.
Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air adalah dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan. Rasa bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan dengan membagi dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh karena itu, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya rasa cinta tanah air.

3. Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Budaya Lokal dan Nasional
Ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam proses pendidikan yang berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional adalah mengenai adat istiadat lokal yang ada didaerah tersebut dan adat istiadat yang diakui dan dijadikan identitas bangsa. Mengingat Indonesia adalah negara yang multi-budaya maka muatan pendidikan budaya lokal yang terimplementasi dalam bentuk kurikulum budaya lokal akan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam model pendidikan ini. Sedangkan kurikulum yang bermuatan budaya nasional akan sama antara satu daerah yang satu dengan daerah yang lain. Selain membagi dan berbagi pengetahuan mengenai adat istiadat lokal dan nasional, nilai-nilai budaya bersama juga harus disampaikan dalam proses pendidikan yang berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional.
Pengetahuan mengenai adat istiadat lokal maupun nasional dan pemahaman mengenai nilai-nilai bersama sebagai hasil dari proses pendidikan berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional akan membentuk manusia Indonesia yang bangga terhadap tanah airnya. Rasa kebanggaan ini akan menimbulkan rasa cinta pada tanah airnya yang kemudian akan mengejawantah dalam perilaku melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya.



BAB III – PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran


Berdasarkan pada uraian diatas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa pendidikan berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional akan mampu menumbuhkan rasa kebanggaan yang akn melandasi timbulnya rasa cinta tanah air pada pserta didik. Beberapa saran yang dapat diajukan pada berbagai elemen pendidikan maupun elemen terkait lainnya adalah:
1. Merancang sebuah kurikulum yang memiliki muatan budaya lokal dan nasional yang berisi pengetahuan mengenai adat istiadat yang ada didaerah masing-masing dan adat istiadat yang diakui dan dijadikan identitas bangsa serta berisi pengetahuan mengenai nilai-nilai bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
2. Menerapkan kurikulum yang berbasis budaya lokal dan nasional mulai dari tingkat pendidikan yang paling rendah.
3. Menentukan metode dan media pembelajaran yang paling tepat dan sesuai dengan tahap perkembangan.


Daftar Pustaka
Suryabrata, S. (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
Wardekker, W. L. (2004). Identity, Plurality, and Education. Philosophy of Education Society. http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/95_docs/wardekker.html.
Undang-Undang tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
Treanor, P. (1997). Structure of Nationalism. Sociological Research Online 2nd edition. http://web.inter.nl.net/users/Paul.Treanor/nation.structure.html.
Hauss, C. (2003). Nationalism. http://www.beyondintractability.org/essay/nationalism.


sumber : Listyati Setyo Palupi (Google)